Sejarah Tinta
Tinta adalah cairan yang berisikan bermacam pigmen dan atau celupan yang
digunakan untuk mewarnai bidang atau untuk menghasilkan suatu gambar,
teks ataupun sebuah desain. Tinta juga digunakan untuk mengambar dan atau menulis menggunakan pena, kuas atau quill
(semacam kuas berbulu lembut). Tinta yang lebih kental dalam bentuk
pasta digunakan secara luas pada penerbitan dan percetakan litografis
(sebuah metode pencetakan menggunakan pelat yang memiliki permukaan yang
sangat halus)
Tinta merupakan sebuah media yang sangat kompleks, berisikan pelarut,
pigmen, celupan, resin dan pelumas, sollubilizer (semacam senyawa yang
membentuk ion-ion polimer polar dengan resin tahan air), surfaktan
(yaitu unsur basah yang menurunkan tekanan permukaan dari sebuah cairan,
memungkinkan penyebaran yang mudah, surfaktan juga menurunkan tekanan
antar permukaan antara dua cairan), materi-materi partikuler, pemijar,
dan material-material lainnya. Komponen-komponen tinta tersebut
menjalankan banyak fungsi: pembawa tinta, pewarna, dan dan bahan-bahan
addiktiv lainnya digunakan untuk mengatur aliran, ketebalan dan rupa
tinta ketika kering.
Kurang lebih 5000 tahun yang lalu, sebuah tinta untuk menghitamkan
permukaan yang timbul dari sebuah gambar dan tulisan-tulisan yang
terpahat di batu dikembangkan di China. Tinta permulaan ini merupakan
campuran antara jelaga dari asap kayu cemara, lampu minyak dan jelatin dari kulit binatang serta darah yang dibekukan. Tinta yang awal digunakan di india pada akhir abad keempat SM disebut masi, adalah campuran dari beberapa komponen kimia. Dokumen India yang tertulis dengan tinta pada Kharosthi
(sejenis naskah kuno India) telah tergali di Turkistan Cina (sekarang
Xinjiang). Praktek penulisan dengan tinta dan ujung yang lancip telah
umum digunakan di India selatan.
Beberapa jain sutra (naskah
religi india kuno) India disusun dengan tinta. Di India, karbon hitam
yang merupakan asal diproduksinya tinta India dihasilkan dari pembakaran
tulang, aspal, pitch, dan substansi-substansi lainnya.Pada romawi kuno, atramentum-lah yang dipergunakan. Di sebuah artikel
pada Chirtisn science Monitor, Sharon J. Hutington menjelaskan sejarah
tinta lainnya: “Sekitar 1.600 tahun lalu, resep tinta yang terkenal
dibuat. Resep itu digunakan selama beberapa abad. ‘garam” besi, seperti
asam fero (terbuat dari beri yang dilumuri dengan asam sulfur), dicampur
dengan tannin dari galnut (mereka tumbuh di pepohonan) dan sebuah
penebal. Ketika pertama kali dicelupkan pada kertas, tinta ini akan
berwarna hitam kebiru-biruan. Lama-kelamaan warna dari tinta ini akan
menjadi coklat redup.
Hingga beberapa tahun kemudian, para konsumen menaruh sedikit perhatian
terhadap tinta daripada isi ulang untuk pena-pena mereka. Pena-pena cair
menjadi hal yang baru sebagai mana pena ballpoint (pena berbola) yang
mudah tersedia di pasaran. Pengenalan komputer-komputer rumahan
mengarahkan kepada pencetakan rumahan. Muncul berbagai penelitian tentang tinta printer yang memunculkan berbagai macam jenis tinta printer. Seperti tinta dye atau water based adalah tinta yang paling banyak digunakan
oleh printer pada umumnya. Tinta dye bersifat hasil cetak yang bagus,
warna cerah. Hasil print di kertas foto sangat bagus. Tinta dye
warnanya lebih kaya daripada tinta pigment, namun tinta dye tidak tahan
atau luntur di kertas HVS terhadap air dan cahaya dibanding tinta
pigment. Kemudian ada Tinta Pigment, Minyak, atau Durabright, tinta sublim, dan tinta art paper untuk kebutuhan cetak printer. Hari ini, di beberapa negera
berkembang, sangatlah jarang ditemukan tempat atau bisnis yang tidak
mempunyai printer.
Sebagai hasilnya, membeli tinta dalam bentuk cartridge (tangki tinta)
sekali lagi menjadi bagian dari hari-hari pengalaman belanja,
seperti membeli botol tinta lima puluh tahun yang silam.
Tempat-tempat Refill (isi ulang) tinta untuk cartridge tinta
ada di mana-mana, perusahaan percetakan resmi juga demikian. Para
pelanggan dapat mengurangi biaya pencetakan dengan mengunakan jasa isi
ulang dari sebuah perusahaan refill, atau juga tetap membeli produk OEM (bawaan
pabrik).
Seiring penggunaan printer di
Indonesia yang semakin meningkat, tentunya sejalan dengan pemakaian consumble tinta
printer. Dari sini kemudian timbul sebuah peluang untuk menyediakan
kebutuhan yang berkaitan dengan printer.
AMAZiNK hadir untuk memenuhi kebutuhan tersebut. AMAZiNK merupakan
produk consumable printer untuk kebutuhan berbagai jenis printer.
Diproduksi oleh PT. Amazink Indonesia, yang khusus bergerak di bidang
printer. Fokus pada bidang printer dengan harapan agar dapat memberikan
produk dan pelayanan maksimal. Kualitas produk AMAZiNK sudah tidak
diragukan lagi. AMAZiNK senantiasa hadir dengan hasil cetakan setara
dengan menggunakan original secara maksimal. Dengan hasil maksimal tadi
tentunya biayanya jauh lebih hemat. Dengan tagline "Printing Perfectly",
AMAZiNK berkomitmen penuh memberikan kualitas produk terbaik untuk
printer Anda.
Sumber : en.wikipedia.org.
Tidak ada komentar: